Jumat, 31 Agustus 2012

BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA


 
Apa itu NARKOBA ???
NARKOBA atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA, yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut. Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan penaggulangan terhadap NAPZA.
Narkotika menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.



PENYEBABNYA SANGATLAH KOMPLEKS AKIBAT INTERAKSI BERBAGAI FAKTOR
1. Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA, seperti kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, pemalu, pendiam dan sebagainya.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan kurang baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat, seperti komunikasi orang tua dan anak kurang baik, orang tua yang bercerai, kawin lagi, orang tua terlampau sibuk, acuh, orang tua otoriter dan sebagainya.
Faktor-faktor tersebut di atas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi, makin banyak faktor-faktor di atas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NARKOBA.

 
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
1. Perubahan Fisik
Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif. Bila terjadi kelebihan dosis (Overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal. Saat sedang ketagihan (Sakau) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
2. Perubahan sikap dan perilaku
Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab. Pola tidur berubah, bergadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin. Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain.
Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan, tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan, pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

 

Upaya pencegahaan penyalahgunaan narkoba pada remaja

       Penyalahgunaan narkoba dilakukan sebagian besar oleh kaum muda (remaja dan pemuda), karena pada satu sisi remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, penuh badai dan ketegangan. Masa remaja ditandai oleh: perubahan fisik, emosional, intelektual, seksual dan sosial. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak, sebagai berikut; pencarian jati diri, pemberontakan, pendirian yang labil, minat yang berubah-ubah, mudah terpengaruh mode, konflik dengan orang tua dan saudara, dorongan ingin tahu dan mencoba yang kuat, pergaulan intens dengan teman sebaya dan membentuk kelompok sebaya yang menjadi acuannya.
Selain predisposisi remaja, pola asuh orang tua turut membentuk perilaku remaja, Pola asuh berprestasi rendah dan kasih sayang orang tua tinggi. Pola asuh otoriter: kendali orang tua tinggi, sikap demokratis yang rendah, tuntutan berprestasi tinggi dan kasih sayang orang tua rendah. Pola asuh otoriter: kendali orang tua yang tinggi, sikap demokratis tinggi, dan kasih sayang orang tua tinggi.


Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi “Remaja”
     Pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah segala upaya tindakan untuk menghindarkan orang memulai penggunaan narkoba dengan menjalankan cara hidup sehat serta mengubah
1. Upaya pencegahaan melalui orang tua
Upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba melaui orang tua yaitu dengan cara  menyadarkan para orang tua bahwa penyalahgunaan narkoba bisa mengenai siapa saja, termasuk anak-anak yang berperilaku manis. Orang tua harus waspada dan mampu mendeteksi secara dini perilaku anak-anaknya dengan mempelajari gejala-gejala penyalahgunaan narkoba serta cara penanggulangannya. Dan disertai juga dengan mengembangkan pola asuh otoritatif, menghormati hak anak, menyayangi, terbuka dan berkomunikasi dengan anak, serta mengembangkan penalaran moral anak.
2. Upaya pencegahan untuk kalangan remaja sendiri,
  • Hindarilah perbuatan dan kebiasaan merokok, dan minum-minum keras.
  • Siapkan mental/ diri untuk menolak apabila ditawari narkoba.
  • Hati-hati dalaam memilih teman bergaul karena teman yang baik, tidak akan menjerumuskan pada hal-hal yang tidak baik.
  • Harus berana mengatakan “Tidak” apabila ditawari narkoba dengan alasan yang tepat, dan kalau memaksa … tinggalkan tempat itu.
  • Tingkatkan prestasinya untuk mewujudkan ccita-cita dan kembangkan bakat yang ada demi masa depan
  • Lakukan kegiatan-kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luangmu dengan menyalurkaan hobby dan dapat membuat lebih mandiri.
  • Tingkatkan iman dan taqwa.